Minggu, 25 Oktober 2009

Komunikasi Antar Budaya dan Keharmonisan Antar Etnis

Banyak orang menganggap bahwa melakukan komunikasi itu mudah, semudah orang bernafas, karena kita terbiasa melakukannya sejak lahir. Namun setelah orang pernah merasakan hambatan atau “kemacetan” ketika melakukan komunikasi, barulah disadari bahwa komunikasi ternyata tidak mudah. Penelitian ini menganalisis masalah komunikasi antar budaya dalam menciptakan hubungan harmonis antar etnis di Kota Medan. Tujuan yang hendak dicapai adalah mendeskripsi pengaruh komunikasi antar budaya dalam menciptakan hubungan harmonis antar etnis di Kota Medan dengan pendekatan Kritik Budaya (Cultural Critics).

Penelitian menggunakan survey yang datanya dikumpulkan dari sampel sebagai contoh dari populasi, untuk menjelaskan hubungan, kontribusi serta pengaruh antara variabel yang satu terhadap variabel yang lain melalui pengujian hipotesis, atau penelitian eksplanatori (explanatory research).

Data diperoleh berdasarkan data primer, yaitu data yang dikumpulkan melalui daftar pertanyaan berbentuk Skala dan data sekunder, yaitu data yang bersumber dari pustaka, rekaman, keterangan lisan dan tertulis dari pakar yang mengetahui tentang masalah yang diteliti.

Populasi penelitian ini adalah seluruh penduduk warga Kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Kota yang berusia 35 – 40 tahun. Kriteria penetapan sampel didasarkan pada golongan usia antara umur 35 tahun sampai 40 tahun, dengan pertimbangan sudah berkeluarga dan bekerja, sehingga diasumsikan lebih sering berinteraksi sosial dengan etnis lain. Untuk menghitung besarnya sampel didasarkan pada Rumus Yamane yang mengajukan pilihan ukuran sampel berdasarkan tingkat presisi dan tingkat kepercayaan serta besarnya populasi, sehingga diperoleh sebanyak 389 sampel.

Penelitian ini menemukan, bahwa persepsi stereotip, dari etnis- (Etnis Cina) cenderung semakin negative terhadap etnis mayoritas. Etnis mayoritas dianggap kurang superior dari minoritas. Etnis yang cenderung memilih komunikan dari kalangan anggota etnisnya menjadi pasangan dalam bentuk-bentuk interaksi sosial, terdorong oleh besamya harapan dan kepercayaan akan rasa aman terhadap intra etnis daripada etnis lain. Sebaliknya etnis yang memilih komunikan dari etnis lain dalam interaksi sosial adalah karena tidak membedakan kredibilitas etnisnya dengan etnis lain yang dipilihnya.

http://id.shvoong.com/social-sciences/communications-media-studies/1828869-komunikasi-antar-budaya-dan-keharmonisan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar